Gunung Merapi yang diselimuti awan putih kelihatan begitu megah. Kami yang sudah sampai di kakinya melongo terkagum-kagum. Langit sore yang cerah bikin saya, nyokap, istri dan adik makin bersemangat untuk berwisata napak tilas bencana Gunung Merapi yang terjadi 2010 lalu.
HTM : Rute pendek (1,5 jam) Rp 250,000/jeep. Rute medium (2,5 jam) Rp 400,000/jeep. Rute panjang (3,5 jam) Rp 500,000/jeep
Lokasi : Gunung Merapi, Yogyakarta.
Rute Perjalanan
Ada tiga pilihan rute buat nikmati wisata Merapi Lavatour ini. Saya memilih rute yang sedang-sedang saja, mengingat waktu yang sudah menunjukkan pukul tiga sore. Sebelum berangkat dengan jeep, nyokap rekues untuk memasukkan omah Mbah Maridjan di dalam itinerary tour. Pemandu yang sekaligus driver pun mengamini permintaan nyokap.
Oke, safety first ya gaes. Berhubung medan yang ditempuh lumayan extreme alias berbatu serta naik turun seperti roller coaster, maka helm keselamatan mesti dipakai selama berada di jeep. Betul saja goncangan demi goncangan kami hadapi dengan sedikit rasa dag dig dug yang cukup memompa adrenaline (terutama buat ibu-ibu seperti nyokap).

Cerita Tragedi & Spot Wisata Apik
Sang driver yang kebetulan salah satu penduduk Merapi yang selamat dari bencana mulai bercerita bagaimana tegang dan kisruhnya suasana saat Merapi meletus pada Oktober 2010 silam. Sekitar 20 menit dari pos pendaftaran, kami sampai di pemberhentian pertama yaitu Batu Alien.
Batu Alien
Di tebing ini, kami berdiri di hamparan tanah berpasir yang menurut driver terkubur rumah-rumah warga di bawahnya. Merinding saya mendengarnya. Yang menarik dari Batu Alien ini adalah seonggok batu besar yang menyerupai wajah manusia jika dilihat dari sudut yang benar. Katanya sih batu ini terlempar begitu saja saat Merapi meletus.

Patilasan Mbah Marijan
Belum lengkap pastinya kalau ikutan wisata Merapi Lavatour tanpa singgah di kediaman Mbah Maridjan. Tokoh kunci yang setia menjaga Gunung Merapi ini termasuk salah satu korban bencana meletusnya Gunung Merapi. Kesetiaan beliau menjaga amanah dari sang sultan untuk menjaga Merapi patut kita ambil sisi positifnya.

Di perjalanan menuju pemberhentian berikutnya, driver mengungkit cerita kelam yang membuatnya trauma. Selagi warga panik turun gunung untuk evakuasi, dia malah berlari naik untuk menyusul sang ibu. Usahanya tertahan seorang kerabat yang melarangnya terus naik mendekati gunung. Sang ibu pun tidak terselamatkan dan entah terkubur dimana.
“Saya masih suka mimpi ibu saya tertimbun lahar panas”

Omah Memoriku Merapi
Sekitar radius 8 kilometer dari Gunung Merapi, kami diantar menuju museum “Memoriku Merapi”. Sisa-sisa rumah yang tergerus lahar panas ini jadi saksi bisu ganasnya letusan Gunung Merapi. Sebuah motor yang tinggal kerangka menyambur para turis yang datang ke sini. Di bagian teras, terlihat tulang belulang sapi yang juga korban letusan Merapi.


Tiga spot sudah kami kunjungi untuk napak tilas bencana meletusnya Gunung Merapi bareng Merapi Lavatour ini. Langit sore sudah makin ungu tanda matahari sebentar lagi akan benar-benar terbenam. Sebagai klimaks Merapi Lavatour ini, driver mengajak kami menyusuri sungai atau Kali Kuning. Dahulu, lahar panas mengalir deras di ceruk ini.
Basah-Basahan di Kali Kuning
Tiba di Kali Kuning, kami disuguhi genangan air bekas hujan semalam yang cukup dalam. Apa tujuannya kami diboyong kemari? Eh, tanpa aba-aba, driver menancapkan gas menuju genangan air. Jeep pun melonjak menerjang kubangan, disusul cipratan air yang tingginya cukup mengenai muka kami. Tiga wanita di jok belakang pun jejeritan, sementara saya kegirangan sambil teuteup jepret-jepret kamera. Klimaks beneran!

Masih banyak wisata yang bisa dieksplorasi di Yogyakarta, dari cabaret show kocak sampai taman selfie yang unik. Cek semuanya di sini.