Kamu mungkin akrab dengan gurauan, “Jangan kaya orang susah ah!”. Nah, gurauan ini berasa sangat riil, saat saya berkunjung ke Museum Indonesia di kawasan Taman Mini Indonesia Indah aka TMII. Saya merasa sebagai warga bangsa yang kaya akan adat, seni hingga peninggalan sangat berharga.
Lokasi : Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur
HTM : Rp 15,000/orang
Salah satu faktor penting bagi saya, apakah sebuah museum itu hitz atau tidak adalah tingkat spookiness-nya. Sensasi merinding jadi satu kesan tersendiri yang jadi memori indah untuk dikenang selamanya. Dan penampakan luar museum ini berhasil bikin saya bergidik. Saat saya datang, hanya ada tiga pengunjung lainnya, dan itu pun warga Jepun sana. Kami berempat melangkah masuk bersama menuju arena pertama, berisi alat-alat musik, kesenian juga pakaian adat & pengantin.
Ratusan manekin memakai ratusan baju adat khas daerah
Semua Kekayaan Budaya Bangsa Ada Di Sini
Yesss, jangan kaya orang susah kalau berpikir soal kekayaan baju adat khas Indonesia. Tongkrongin itu ratusan baju adat dari 27 propinsi di Indonesia lewat patung-patung peraga seukuran manusia. Baju yang dipakaikan bahkan detil hingga aksesoris kepala juga perhiasan, keren! Saya juga cukup amaze dengan diorama yang dipertontonkan, seperti suasana pelaminan ala Jawa dan Minang. Coba mampir ke area perwayanga, ke diorama kisah Mahabarata. Dijamin merinding lihat patung Rahwana dan Hanoman yang sangat mirip manusia betulan!
Depan & belakang layar aksi wayang kulit
Diorama yang jadi “gong” di lantai 1 ini, menurut saya adalah aksi para patung wayang, sinden, juga para pemain alat musik gamelan di diorama pertunjukkan wayang kulit. 20an patung ditata apik di dalam ruang kaca di tengah museum. Ajibnya lagi, saya menemukan sebuah panel dengan beberapa tombol yang jika ditekan, akan mengeluarkan suara alat musik tertentu. Tapi rasa girang saya harus sirna, karena alat keren tersebut sedang dalam perbaikan. “Rusak waktu ada study tour anak-anak SMP kemarin”, begitu ujar sang kuncen museum. Dasar bocah-bocah vandal!
Beragam Perkakas Tradisional Yang Bikin Wow
Beranjak ke lantai selanjutnya, keterpukauan saya pun makin memuncak. Kalau di lantai satu, saya tersadar kalau Indonesia itu kaya akan seni dan budaya, di lantai ini saya menyingkap fakta betapa kayanyanya wawasan dan tradisi bangsa kita tercintah dalam menjalankan kehidupan. Lihat saja itu perkakas alat bertani, atau perahu untuk berlayar, hingga aneka papan untuk tempat berteduh yang semuanya unik. Agak merapat ke sisi ruangan, saya kembali bergidik melihat aneka diorama yang menceritakan adat istiadat sang nusantara, seperti upacara tujuh bulanan untuk ibu hamil, pelantikan seorang kepala adat hingga interior dapur khas suku Batak.
Diorama apik dengan detil yang nyentil
Saya raisa eh rasa, museum yang diresmikan Bu TS (Tien Suharto) pada 1975 ini dirawat dengan apik. Bersih, lengkap, sangat berkelas internasional. Apalagi di lantai pamungkas alias lantai tiga, koleksi uang jadul dari jaman londo nyata terpampang di sini. Belum lagi rupa-rupa perhiasan dari segala penjuru wilayah sangat rapi dan terawat. Yesss, di lantai inilah kita disuguhi benda-benda peninggalan berbagai suku yang hingga kini masih diburu sampai mancanegara, seperti kain tenun.
Uang, senjata, perhiasan, Indonesia memang kaya raya!
Salah satu pelancong wanita berbisik, “This sword is cool”, sambil tunjuk-tunjuk pada satu keris. Saya info aja kalau keris bisa dibeli di toko-toko suvenir, dan dia pun menjerit histeris mengetahuinya. Setelah membantu pelancong yang lain berfoto ria, saya pun kembali turun lantai demi lantai untuk menyudahi petualangan. Sayang seribu sayang, lift yang ada tidak dapat digunakan. Saya memuaskan hasrat ber-selfie ria sebelum akhirnya pergi meninggalkan museum keren inih.
Penenun cantik dan hasil karyanya 🙂
Kurang kaya apa coba bangsa tercinta kita ini. Banyak cerita yang bisa disampaikan pada anak dan cucu, ngga cuma hebatnya para pahlawan kartun atau terkungkung pada satu layar tablet. Ajak kemari dan biarkan imajinasi mereka bermain sembari menimba ilmu. Ngga cukup main ke satu museum? cek dulu deh yang ini: