Pulau Kemaro di kota pempek Palembang tidak hanya menyimpan kekayaan budaya unik yang kental nuansa Tionghoa. Pulau ini juga menyimpan cerita misteri kematian Putri Fatimah bertahun-tahun lalu. Saya pun segera berangkat untuk menguak kebenaran ceritanya.
Kisah Tragis Siti Fatimah
Konon kabarnya, ada seorang putri bernama Siti Fatimah yang ingin disunting oleh saudagar beretnis tiong hoa. Demi mendapatkan hati sang putri, berkendi-kendi hadiah pun disuguhkan dengan penuh harapan dibalas dengan cinta.
Sayang, saat sang putri menyibak tutup-tutup kendi, yang dilihatnya hanya sayur sawi yang rasanya asin. Kendi-kendi pun ditepis hingga berjatuhan ke sungai. Mungkin sang putri menganggap pemberian tersebut laksana mendapat “ZONK” yang nihil tak berharga. Tapi, saudagar tahu ada benda bernilai tak tehingga di kendi terakhir, yang turut terhempas ke sungai.
BYUR! dia pun terjun diikuti seorang pengawalnya. Sang putri gelisah karena mereka tak kunjung menyembul ke permukaan, hingga akhirnya turut menceburkan diri. Sayang, aksi penceburan diri untuk menyelamatkan hadiah tak berujung bahagia. Ketiganya lenyap diseret arus sungai yang ganas dan tidak muncul kembali. Misterius…itulah yang membuat para wisatawan tertarik berkunjung ke pulau dimana tragedi itu terjadi.
Bersauh Ke Pulau Kemaro, Palembang
Saya salah satu traveller yang penasaran dengan kisah tragis antara Putri Fatimah dan Saudagar Tan Bun An tersebut. Bertolak hampir dua jam dari Jakarta, saya pun tiba di Tanah Sriwijaya dan langsung bergegas ke landmark utama kota ini yaitu Jembatan Ampera! Dari jembatan yang endah dilihat saat malam, saya tinggal menumpaki perahu nelayan untuk sampai ke Pulau Kemaro.
TIPS: naik perahu RESMI yang disediakan JANGAN CALO karena lebih mahal 2X lipat!
Btw, saya terlanjur “terjebak” salah satu calo, makanya tips ini tercantum.
Yang berlalu biarlah berlalu, yang penting saya bisa sampai ke pulau Kemaro, salah satu tempat wisata terkemuka di Endonesia! Cuzzz mang calo!